Mengisap rokok mentol mungkin memberikan sensasi tersendiri bagi para pencandunya. Namun, di balik sensasi itu, efek mentol ternyata berpotensi lebih membahayakan. Pasalnya, menurut studi yang diterbitkan dalamAmerican Journal of Preventive Medicine, kecanduan rokok mentol lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan rokok biasa.
Riset yang dilakukan Cancer Institute of New Jersey dan UMDNJ-School of Public Health ini melihat laju penghentian oleh perokok mentol dan nonmentol. Laju penghentian tersebut kemudian dipecah kembali berdasarkan ras.
Hasilnya, 43 persen ras Hispanik pengisap rokok mentol cenderung tidak berhenti dibandingkan dengan pengisap rokok biasa. Sementara itu, 19 persen warga Amerika keturunan Afrika yang mengisap rokok mentol gagal berhenti merokok. Padahal, 71 persen dari etnik tersebut memilih rokok mentol.
"Bukti ini mendukung bahwa adanya mentol memengaruhi usaha stop merokok. Rencana pelarangan oleh FDA (Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat) masuk akal," ujar peneliti yang melakukan studi. Saat ini, FDA sedang mempelajari berbagai studi yang berkaitan dengan rokok mentol dan akan mengeluarkan proposal beberapa bulan lagi.
Rokok mentol membuat efek sejuk di mulut dan tenggorokan ketika asap diisap. Rokok ini juga menghalangi metabolisme nikotin sehingga senyawa tersebut menetap di darah lebih lama daripada rokok biasa. (Consumer Affairs, ThirdAge, MNN/Alex Pangestu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar