Perokok Pasif Paling Dirugikan


Berdekatkan dengan orang yang sedang menghisap rokok memang sangat membahayakan.  Pasalnya, asap yang terhirup oleh perokok pasif memberi dampak dan risiko kesehatan yang jauh lebih besar.
Seperti diungkapkan pengamat masalah kesehatan, Kartono Mohamad, para perokok pasif kerap menghisap asap rokok yang tidak tersaring. Asap rokok ini berasal dari sekitar 85 persen asap dalam ruangan yang biasanya merupakan asap samping (sidestream smoke) dari ujung rokok yang membara.
Asap yang terhirup perokok pasif inilah yang menjadi ancaman mematikan. Asap ini mengandung 50 kali jumlah bahan kimia penyebab kanker yang dihisap  perokok aktif.
"Perokok pasif mempunyai dampak buruk yang lebih besar daripada perokok aktif. Asap rokok itu cepat kerjanya. Dalam 15 menit langsung masuk ke DNA dan beberapa detik sudah mempengaruhi kerja otak. Sayangnya, hal ini terjadi pada perokok pasif," kata pengamat masalah kesehatan, Kartono Mohamad, yang menjadi pembicara pada Kosultasi Publik Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Jakarta, Senin (24/1/2011).
Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu juga memaparkan, asap tembakau mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia. Banyak di antaranya beracun dan beberapa bersifat radioaktif.
Lebih dari 40 diketahui menyebabkan kanker. Bahan kimia ini terutama terkonsentrasi di dalam tar (penyebab iritasi paru dan penyebab kanker), nikotin (menimbulkan adiksi) dan karbon monoksida (mengikat oksigen sehingga tubuh kekurangam oksigen). Beberapa bahan kimia merusak pembuluh darah dan lainnya menyebabkan kanker.
"Rokok itu bersifat adiktif, orang yang ketagihan rokok itu seperti ketagihan morfin, bedanya rokok lebih murah dan mudah didapat. Persoalannya adalah para perokok pasif ini tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya," papar Kartono.
Kartono juga memaparkan bahwa residu nikotin yang menempel di karpet atau dinding hampir mustahil di hilangkan atau bersihkan. Karpet tiap hari menyerap uap nikotin selama bertahun-tahun sehingga tidak dapat dibersihkan.
Anak-anak terancam
Hal inilah yang menjadi dasar larangan merokok di dalam ruangan. Merokok di luar ruangan lebih baik, walau residu nikotin akan tetap melekat di baju dan kulit yang terkena asap rokok. Kalau orang yang terkena residu nikotin tersebut masuk kembali ke dalam ruangan, residu itu dapat menyebar. Yang paling terancam dari hal tersebut adalah anak-anak.
Penelitian World Bank mengatakan, dengan pola merokok seperti saat ini, 500 juta orang yang hidup hari ini akhirnya akan terbunuh oleh penggunaan tembakau. Lebih dari separuh di antaranya saat ini adalah anak-anak dan remaja. Hingga tahun 2030, tembakau diperkirakan akan menjadi penyebab tunggal terbesar kematian di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar